
Mengapa RPP Deep Learning Butuh Perhatian Khusus?
Di era transformasi pendidikan, pendekatan Deep Learning menjadi strategi penting untuk menciptakan pembelajaran yang:
-
Bermakna
-
Berpikir kritis
-
Kontekstual dan kolaboratif
Namun, meskipun semakin banyak guru memahami pentingnya RPP berbasis Deep Learning, banyak yang masih terjebak pada kesalahan-kesalahan mendasar dalam proses penyusunannya. Kesalahan ini bukan hanya membuat pembelajaran jadi kurang efektif, tetapi juga menjauh dari esensi sebenarnya: membentuk pembelajar sejati, bukan sekadar penghafal teori.
Apa Itu RPP Berbasis Deep Learning?
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis Deep Learning adalah perencanaan pembelajaran yang dirancang untuk:
-
Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (HOTS)
-
Mengembangkan keterampilan 6C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Character, Citizenship)
-
Membangun pemahaman konsep dan refleksi yang mendalam
(Baca juga: Langkah-langkah Membuat Pembelajaran Deep Learning yang Efektif)
7 Kesalahan Umum dalam Penyusunan RPP Deep Learning
Berikut adalah kesalahan yang paling sering terjadi saat guru menyusun RPP berbasis Deep Learning β lengkap dengan solusi praktisnya.
1. Tujuan Pembelajaran Masih Fokus pada Hafalan
π΄ Kesalahan:
Banyak RPP masih menuliskan tujuan seperti: βSiswa mampu menyebutkan jenis-jenis energiβ¦β
β
Seharusnya:
Tujuan pembelajaran deep learning harus berorientasi pada analisis, evaluasi, dan penciptaan. Misalnya:
βSiswa mampu menganalisis dampak penggunaan energi tak terbarukan dan merancang solusi sederhana berbasis lingkungan sekolah.β
π Tips: Gunakan taksonomi Bloom revisi (level C4βC6) sebagai panduan.
2. Pemantik Tidak Relevan atau Asal Pilih Video
π΄ Kesalahan:
Guru menggunakan video YouTube secara acak tanpa dikaitkan dengan konteks siswa.
β
Seharusnya:
Pemantik harus mampu:
-
Membangkitkan rasa ingin tahu
-
Mengaitkan materi dengan kehidupan siswa
-
Menjadi titik tolak diskusi mendalam
π Tips: Gunakan studi kasus lokal, berita terkini, atau pertanyaan reflektif yang dekat dengan keseharian siswa.
3. Aktivitas Belajar Tidak Menyentuh Proses Berpikir Tingkat Tinggi
π΄ Kesalahan:
Aktivitas hanya seputar membaca dan mencatat atau tanya jawab biasa.
β
Seharusnya:
RPP harus memuat aktivitas berbasis problem solving, diskusi kelompok, proyek kolaboratif, hingga simulasi dunia nyata.
π Tips: Selalu tanyakan, βApakah aktivitas ini memancing siswa untuk berpikir lebih dalam, bukan hanya mengulang informasi?β
4. Tidak Ada Ruang untuk Refleksi Siswa
π΄ Kesalahan:
Sesi penutup langsung diisi dengan evaluasi tanpa memberikan waktu untuk siswa merefleksikan proses belajarnya.
β
Seharusnya:
Refleksi adalah bagian integral dari deep learning. Siswa diajak menulis atau berdiskusi:
-
Apa yang mereka pelajari?
-
Apa yang masih membingungkan?
-
Apa makna pembelajaran hari ini untuk hidup mereka?
π Tips: Gunakan format βexit ticketβ, jurnal harian, atau pertanyaan terbuka.
5. Penilaian Hanya Fokus pada Hasil Akhir
π΄ Kesalahan:
Penilaian masih didominasi oleh tes objektif atau soal pilihan ganda.
β
Seharusnya:
Deep learning membutuhkan penilaian proses, seperti:
-
Rubrik proyek
-
Observasi kolaborasi
-
Self-assessment dan peer-assessment
π Tips: Buat rubrik yang jelas dan libatkan siswa dalam memahami indikator penilaian.
6. Tidak Menyesuaikan Level Siswa dan Konteks Sekolah
π΄ Kesalahan:
RPP copy-paste dari sumber lain tanpa modifikasi sesuai kondisi kelas.
β
Seharusnya:
RPP harus disesuaikan dengan:
-
Karakteristik siswa
-
Lingkungan sekolah
-
Ketersediaan sarana belajar
π Tips: Tambahkan bagian βKebutuhan Khusus/Kondisi Khususβ dalam RPP untuk fleksibilitas implementasi.
7. Tidak Mengintegrasikan Teknologi atau AI
π΄ Kesalahan:
Masih banyak RPP deep learning yang sepenuhnya berbasis metode konvensional.
β
Seharusnya:
Integrasikan teknologi seperti:
-
Quizizz AI untuk membuat soal interaktif
-
ChatGPT untuk bantu menyusun aktivitas atau refleksi
-
Canva untuk mendesain media visual kolaboratif
π Tips: Sesuaikan integrasi teknologi dengan kebutuhan dan kesiapan siswa.
(Baca juga: Membedah Fitur Quizizz AI dan Manfaatnya untuk Pembelajaran Interaktif)
Studi Kasus Simulatif: Mata Pelajaran IPS Kelas 8
Topik: Perubahan Sosial
Kesalahan: Guru hanya menyuruh siswa membaca buku dan membuat rangkuman
Perbaikan dengan Deep Learning:
-
Tujuan: Siswa menganalisis perubahan sosial di lingkungan sekitar
-
Pemantik: Berita lokal tentang urbanisasi
-
Aktivitas: Diskusi kelompok, observasi lapangan, presentasi
-
Refleksi: Siswa menulis dampak perubahan sosial yang mereka alami
-
Penilaian: Rubrik proyek + jurnal refleksi
π Hasil: Siswa lebih aktif dan mengaitkan materi dengan pengalaman nyata.
Menghindari Kesalahan: Ikuti Pelatihan RPP Deep Learning DEA LC
DEA Learning Center menghadirkan pelatihan yang membantu guru:
-
Mengenali dan menghindari kesalahan dalam penyusunan RPP
-
Menguasai pendekatan deep learning secara aplikatif
-
Mempraktikkan penyusunan RPP sesuai kebutuhan siswa dan sekolah
-
Mengintegrasikan AI untuk perencanaan dan penilaian
-
Mendapatkan template dan rubrik siap pakai
π Untuk guru SD, SMP, SMA, dan kepala sekolah.
π Dapat sertifikat pelatihan resmi dan proyek akhir sebagai portofolio.
π Hubungi Admin DEA Learning Center Sekarang untuk informasi lengkap.